Cerita Seks Dewasa Pantat Menggoda Sales Seksi
Cerita Seks Dewasa Pantat Menggoda Sales Seksi – Pagi ini aku duduk didepan rumah ketika tiba tiba liwat didepanku Meisa, seorang cewek yang bekerja sebagai penjual kosmetik disebuah supermarket. Ia tersenyum manis melihatku, aku hanya bisa mengangguk saja ketika ia menyapaku. Padahal sebenarnya aku sangat tertarik sekali kepadanya.
Cerita Seks Dewasa Pantat Menggoda Sales Seksi
Bercerita Sex – Meisa benar benar cewek yang seksi sekali, badannya tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok. Keberaniannya untuk memakai rok mini membuat aku selalu ingin mengetahui apa yang ada dibalik roknya yang sangat minim itu. Namun semuanya hanya menjadi lamunanku saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa dijalan saja. Namun saat ini , ketika isteriku tidak dirumah dan keadaan benar benar sepi, keberanianku mendadak muncul. Saat itu Meisa yang sudah berjalan agak jauh melewati rumahku aku kejar dan aku panggil, dia menoleh.
Mulanya dia agak ragu, namun ketika aku memanggilnya lagi, ia segera kembali dan mendatangi aku. Didepan pintu pagar ia bertanya sopan ..ada apa Oom, kok tumben manggil. Aku hanya tersenyum dan membalasnya, kamu mau masuk kerja ya, kok udah rapi jam berapa sih masuknya…mampir dulu dong. Saat itu memang dia sudah sangat rapi dan cantik sekali, wajahnya yang putih tidak terlalu kena makeup namun justru memancarkan keseksiannya sebagai akibat dari rok mini serta blouse yang dipakainya.
Dia tersenyum dan mengatakan kalau memang dia berangkat agak pagi karena mau mampir kerumah temannya untuk suatu keperluan. Aku mempersilahkan dia masuk dan dia menurut saja, bahkan dia tanya…Ibu dimana…kok sepi… Aku jawab dengan ringan kalau isteriku sedang keluar kota. Kulihat dia hanya mengangguk angguk saja, kugiring dia duduk diteras samping rumahku yang lebar dan rimbun itu.
Kita duduk disini saja ya, biar santai, sambil saya ganti pakaian dulu. Dia segera duduk disofa sambil tangannya meraih majalah yang ada disitu. Aku jadi agak senang, karena majalah yang diraihnya itu adalah majalah porno yang aku dapat dari luar negeri. Didalam aku segera mengganti piyamaku dengan kaos dan celana pendek tanpa celana dalam, karena aku berniat memanfaatkan saat ini untuk menikmati keseksiannya. Ketika aku keluar, kulihat dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang kuperhatikan gambar apa yang menjadi perhatiannya, ternyata gambar cewek yang sedang dijilati memeknya.
Dengan bergaya tidak tahu aku segera duduk didepannya. Meisa tertawa menyeringai sambil berkata : “aduh Oom majalahnya kok serem sekali ya”. Aku tidak menanggapi, tetapi aku hanya tersenyum saja. Aku membuka omongan dengan menanyakan dimana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yang kira kira bisa aku pakai dari omong omong itu aku tahu kalau dia bekerja di Sarinah dicounter kosmetik mahal untuk pria .
Dalam sekejap aku sudah menghabiskan uang 800 ribu untuk memesan kosmetik pada dia. Meisa sangat senang karena aku demikian boros membelanjakan uangku untuk kosmetik itu, entah disengaja entah tidak, duduknya mulai tidak rapi sehingga pahanya agak renggang. Saat itu aku sekilas melihat celana dalamnya yang berwarna kuning, penisku langsung bergetar karena pemandangan yang sekilas itu.
Ketika kurasakan sudah cukup aku membuat dia masuk dalam pengaruhku, akupun mulai melaksanakan jebakan yang aku rencanakan tadi.
“Meisa, kamu suka berenang nggak ? Dia menjawab spontan..suka sekali Oom kenapa ya ? Aku menjawab lagi, enggak Oom punya baju renang yang bagus sekali yang Oom beli di Amerika, tetapi Tante tidak berani memakainya, kamu mau ya ? Mau saja Oom, asalkan tante nggak marah kan?”
Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat Meisa. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada Meisa, matanya berbinar binar.. aduh Oom bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya. Aku hanya mengangguk kataku, biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau Meisa nggak keberatan, Oom kepengen lihat Meisa pakai pakaian renang ini mau kan?
Meisa pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi akhirnya dia bertanya, dimana saya bisa ganti Oom. Disini saja diruang tamu, aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku. Oom tunggu disini ya katanya. Aku hanya mengangguk dan Meisa masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat Meisa ganti, karena aku kuatir dia lepas dari perangkapku itu.
Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar Meisa memanggilku…Oom , Oom kesini saja Meisa malu keluar. Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian Meisa bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat Meisa, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya menyembul keluar.
Secara tiba tiba Meisa mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Penisku langsung ngaceng penuh melihat ketiak Meisa ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. “Disini lebih jelas Meisa, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan didalam”. Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu. Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu.
Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu Meisa yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Meisa yang hitam keriting itu keluar disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata, aduh Meisa..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !
Meisa agak terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil bertanya lagi. Memangnya lebat ya Sis kok sampai keluar semua. Meisa menjawab enteng juga, “habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua”.
Aku bilang pada Meisa : “Sudah Sis sana kamu ganti saja dengan pakaianmu sendiri”. Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika
Meisa mencoba pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. Meisa berkata..”lho Oom kenapa kok disini..Oom keluar dulu dong Meisa mau ganti” katanya manja. Aku diam saja..”sudahlah apa bedanya telanjang dengan pakai pakaian renang ini, toh Oom sudah bisa membayangkan didalamnya”. Meisa memang berani sambil menyeringai dia segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong. Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati Meisa, kuremas susunya dan kucium bibirnya. Meisa hanya pasrah saja, tanpa tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh Meisa memegang penisku.
Meisa langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang sudah bernafsu segera menarik Meisa pelan pelan kesofa sambil tetap berciuman dan Meisa masih menggenggam penisku. Ketika aku sudah berhasil duduk disofa, kusuruh Meisa duduk dipangkuanku dan kuselipkan penisku dibibir memeknya. Dengan sekali tekan, penisku amblas diliang memek Meisa.
Ternyata Meisa memang betul betul sudah nggak perawan, tetapi memeknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai. Gerakan pantat Meisa cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang memek Meisa yang masih peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu. Merasakan ganasnya Meisa yang menduduki penisku, aku kuatir kalau aku akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong Meisa sehingga ia berdiri dan terlepaslah penisku dari liang memeknya.
Aku mendudukkan dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat memeknya terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai berkilat oleh lendir dari memeknya sendiri. Langsung saja lidahku menjilati itil Meisa yang membengkak seperti kacang tanah itu.
Meisa menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir memek Meisa untuk kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang memeknya yang menganga itu. Meisa betul betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih.
Ketika kulihat lendir memek Meisa sudah membanjir, aku berdiri untuk segera menyetubuhi Meisa, saat itu tiba tiba saja Meisa menangkap penisku dan langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya penisku kuat kuat. Kuluman Meisa tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat Meisa yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah sekali buah dada Meisa berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yang dipulas lipstick tipis mengulum penisku.
Tak tahan dengan semua ini segera kucabut penisku dari bibir Meisa dan kudorong Meisa hingga terbaring , pelan pelan kuletakkan penisku dibibir memeknya yang berbulu lebat itu, Meisa membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta menguakkan memeknya, pelan pelan aku menusukkan penisku untuk merasakan liang memek Meisa yang hangat itu sampai akhirnya penisku mencapai dasar memek Meisa.
Meisa mengangkat kakinya tinggi tinggi dan pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat merojokkan penisku, karena goyangan Meisa yang alami membuat aku tidak mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu menghisap pentil susu Meisa sementara air maniku menyembur keluar oleh empotan dan goyangan Meisa itu. Aku tahu kalau Meisa belum mencapai kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas dan aku sudah membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang diberikannya, Sisca segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau segera pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu. Aku hanya mengiakan apa yang diminta Meisa, rasanya aku masih terbius oleh semua ini.
Satu kalimat yang aku pesankan pada Meisa, sering seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu membuatku puas seperti pagi ini.